Aplikasi Pupuk DI GROW pada Jamur Tiram, Panen Meningkat 62%

Bapak Pujiyono, merupakan salah satu Petani Jamur Tiram dari Kel. Dukuh Kec. Sidomukti Kota Salatiga Provinsi Jawa Tengah. Selain memproduksi Jamur Tiram, Pujiyono juga membuat dan menjual media jadi (Baglog) serta memberikan pembinaan kepada Petani-Petani mitranya dalam Usaha Produksi Jamur Tiram. 
Ketertarikan beliau menggunakan Pupuk DI GROW dalam budidaya Jamur Tiram, bermula dari kebiasaanya melihat acara-acara edukatif di Televisi. Suatu ketika, salah satu Stasiun Televisi menayangkan acara yang membahas tentang manfaat Rumput Laut Ascophyllum Nodosum untuk meningkatkan hasil Pertanian.
Ditambah lagi, dalam suatu kesempatan lain, Bapak Pujiyono tanpa sengaja menyaksikan Acara Televisi yang menayangkan Informasi tentang Pupuk Organik DI GROW, dimana Pupuk DI GROW bahan bakunya adalah rumput laut Ascophyllum Nodosum yang khusus diambil dari Laut Atlantik Utara.

Singkat kata, keesokan harinya beliau mendatangi sebuah Seminar Gratis tentang Pertanian Organik yang diselenggarakan oleh Perusahaan Produsen Pupuk DI GROW Cabang Semarang, Jawa Tengah. Setelah mengetahui lebih lengkap tentang manfaat Pupuk Organik yang berbahan baku Ascophyllum Nodosum, Bapak Pujiyono semakin yakin dan mantap untuk membuktikan kehebatan Pupuk DI GROW seperti yang dia lihat di Video "BIARKAN PETANI BICARA" yang ditayangkan dalam Acara Seminar tersebut.

Bapak Pujiyono, menggunakan Pupuk DI GROW Hijau dengan dosis 1 sendok makan (+5 ml) per 1 liter air yang dicampurkan ke media Jamur dengan cara disemprot. Menurut Pujiyono, dari 1 botol (250 ml) Pupuk DI GROW dapat mencukupi kebutuhan unsur hara 1.500 unit Baglog. Namun sayangnya, Baglog pertamanya yang menggunakan Pupuk DI GROW itu habis dibeli Petani Mitranya, tanpa ada sisa untuk dipakai sendiri. Sehingga, Bapak Pujiyono tidak dapat menikmati Budidaya Jamur Tiram menggunakan Media Tanam yang sudah dicampur dengan Pupuk DI GROW.

Waktu berlalu. Selang beberapa bulan kemudian, beberapa Petani mitranya kembali datang untuk membeli Baglog yang produksi Bapak Pujiyono. Namun sayang, kali ini Pak Pujiyono tidak memiliki persediaan Baglog, dan mengarahkan para Petani tersebut untuk membeli ke rekannya sesama Produsen Baglog. Tidak seperti biasanya, para Petani tersebut kali ini menolak dan nekad menunggu Baglog produksi Pak Pujiyono. Menghadapi hal itu, Pak Pujiyono heran. Karena tidak biasanya para Petani tersebut ngotot memesan Baglog produksinya. Beliaupun teringat akan penggunaan Pupuk DI GROW Hijau pada media Jamur buatannya beberapa waktu lalu.

Pada kesempatan kali ini beliau membuat Baglog yang cukup banyak agar ada persediaan untuk digunakan sendiri, supaya dapat menguji kehebatan Pupuk DI GROW. Dan, ternyata hasilnya memang SANGAT LUAR BIASA kurang lebih umur tiga minggu Jamur sudah keluar tumbuh dengan subur. Padahal biasanya, saat sebelum menggunakan Pupuk DI GROW, bisa membutuhkan waktu hingga lebih dari 4 minggu.

Dari hasil panen perdana setelah menggunakan Pupuk DI GROW, 500 Baglog yang dimiliki Pujiyono dapat menghasilkan 13 kg Jamur segar. Sebelumnya, dari jumlah Baglog yang sama, Pak Pujiyono hanya bisa memanen 7 s/d 9 kg Jamur segar. Berarti setelah menggunakan Pupuk DI GROW, Produksi Panen meningkat 62%. Sedangkanl penggunaan Pupuk DI GROW-nya hanya sekitar 100 ml, atau setara dengan biaya Rp.19.000 saja. Sangat Ekonomis dan Efisien. Tidak hanya secara kuantitas, secara kualitas Jamurnya juga lebih tebal, lebih cerah, putih, bersih dan tahan disimpan hingga 3 hari pasca panen.
Untuk lebih jelas, aplikasi Pupuk DI GROW Hijau pada Jamur Tiram dapat di lihat pada tabel berikut :


Baglog Jamur buatan Pujiyono ini bisa bertahan hingga 6 bulan. Bahkan dengan pola perawatan dan aplikasi Pupuk DI GROW secara rutin intensif dapat lebih memperpanjang usia produktif Baglog. Hal ini tentu saja sangat menekan biaya produksi sehingga keuntungan menjadi berlipat ganda. 

No comments for "Aplikasi Pupuk DI GROW pada Jamur Tiram, Panen Meningkat 62%"